Senin, 06 November 2017

“Tayangan Pengikis Karakter”

Apa pendapat anda tentang tayangan sinetron yang ada di televisi swasta tanah air kita ini? Tidak mendidik. Separah itukah sinetron kita? Mau diakui atau tidak, ya memang seperti itu ada nya. Namun pendapat ini dapat di kecuali kan untuk sinetron yang bermutu seperti Para Pencari Tuhan, Keluarga Cemara, Si Doel, dan judul sinetron lainnya yang hanya bisa di hitung jari. Dibandingkan dengan sinetron yang ditayangkan sekarang ini, tidak sedikit sinetron sekarang berceritakan tentang cinta, berselingkuh, perebutan harta, konflik, kekerasan, hal-hal yang berbau mistik atau kepercayaan, bahkan sampai perebutan pacar. Jarang ada sintron yang mengangkat cerita tentang nilai-nilai positif kehidupan (seperti bekerja keras, semangat belajar, setiakawan, dsb) yang dapat memberikan contoh baik kepada para penonton televisi. Sinetron sekarang lebih banyak menunjukan hal-hal yang ‘katanya’ kekinian. Kekinian dalam arti disini sesuatu yang dianggap keren dan hal biasa untuk di ikuti oleh para remaja. Contohnya berpacaran di mall atau ditempat umum, menyetir mobil, ke tempat dugem atau diskotik, dan masih banyak lagi.

Dalam sinetron juga disajikan pemeran atau tokoh-tokoh yang berparas cantik dan tampan keluar dari rumah yang besar dan mewah. Tidak dijelaskan bagaimana ia mendapatkan nya, atau bagaimana perjuangan mereka untuk untuk mendapatkan nya. Di sinetron lebih disajikan hal-hal yang serba instan. Jika dijelaskan pasti menggunakan hal-hal yang tidak wajar. Seperti ada seorang pemuda miskin secara tidak sengaja menolong seorang bapak-bapak yang tertabrak, ia membawa bapak tersebut ke rumah sakit, lalu setelah sadar, bapak itu menyerahkan semua harta warisannya untuk penolong tersebut, karena bapak itu tidak memiliki anak. Dan terkadang tibatiba ada pemuda lain yang muncul mengaku menjadi anak bapak itu. Masih banyak lagi contoh-contoh instan yang disajikan di sinetron yang biasa kita lihat.

Lalu selanjutnya ada tindakan kekerasan yang ada di sinetron. Sinetron memunjukan kekerasan seperti penyiksaan pasangan suami istri, atau seorang anak kurang ajar terhadap orang tuanya, sampai  perencanaan pembunuhan, melakukan pembunuhan berencana, atau semata-mata hal tersebut dilakukan hanya untuk harta, cinta, dll. Secara tidak langsung penonton diracuni dengan hal-hal tersebut. Karena hal tersebut banyak bermunculan kasus-kasus yang tidak diinginkan.


Dari masalah diatas saya hanya menjelaskan bagaimana merosotnya karakter masyarakkat yang diakibatkan sintron yang kita sebut sebagai media hiburan. Disini sangatlah  Penting peranan orangtua terhadap anak-anaknya untuk mengawasi dan memilah mana hiburan yang baik dan tidak baik untuk ditonton. Agar anak-anak tidak terbawa arus negatif globalisasi.



diatas adalah contoh essay yang saya buat (tidak pure 100% buatan saya sih:v saya dapet referensi darimana ya.-. lupa lagi hehe maaf) untuk pelajaran bahasa indonesia saat kelas 3 sma. semoga bermanfaat! ^-^)9